Pegawai Pengadilan Agama Situbondo, Jefri Yulianto, S.H., mengikuti "Bisa Tanya Kebijakan PANRB: Pelaporan Kinerja" yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Partisipasi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 November 2025, bertempat di Ruang Kesekretariatan Pengadilan Agama Situbondo. Sesi ini berfokus pada teknik-teknik penyajian laporan kinerja yang tidak hanya akurat, tetapi juga menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Tujuan utama dari sesi ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelaporan instansi pemerintah agar lebih komunikatif. Jefri Yulianto menyoroti pentingnya inovasi dalam setiap laporan yang disampaikan kepada publik maupun atasan.

Narasumber utama dalam sesi daring ini adalah Bapak Willy Rifokto, seorang pakar di bidang pelaporan dan kinerja dari Kementerian PANRB. Willy Rifokto memaparkan bahwa laporan kinerja modern harus bergerak melampaui sekadar tumpukan teks dan angka-angka yang monoton. Ia menekankan perlunya elemen visual dan penceritaan data untuk menarik perhatian dan menyampaikan pesan secara efektif. Konsep penyajian laporan yang eye-catching adalah keniscayaan dalam era informasi yang serba cepat ini. Menurutnya, tiga komponen utama yang dapat membuat laporan kinerja lebih menarik adalah Foto, Story Box, dan Grafik. Ketiga unsur ini harus diintegrasikan secara cerdas ke dalam kerangka laporan kinerja.

Komponen pertama, penggunaan Foto, menjadi aspek penting untuk memberikan sentuhan visual yang kuat dan kredibel. Willy Rifokto memberikan penekanan khusus bahwa foto yang digunakan haruslah foto yang merekam kegiatan secara substansial. "Upayakan untuk mendapatkan foto yang merekam kegiatan, bukan hanya seremonial," ujar Willy Rifokto dalam pemaparannya, memberikan penekanan penting. Foto kegiatan yang autentik menunjukkan proses dan dampak riil dari program yang telah dilaksanakan. Ini membantu pembaca untuk menghubungkan data kinerja abstrak dengan realitas di lapangan. Foto yang tepat berfungsi sebagai bukti visual atas capaian yang telah dituliskan dalam laporan.
Selanjutnya, narasumber menyoroti peran strategis dari Story Box dalam sebuah laporan kinerja. Story Box didefinisikan sebagai bagian khusus yang dirancang untuk memberikan penekanan dan insight yang lebih mendalam. Bagian ini biasanya digunakan untuk mengulas capaian atas program atau kegiatan tertentu yang memiliki kisah sukses signifikan. Tujuannya adalah untuk 'menceritakan' data, bukan hanya menyajikannya, sehingga pesan utama laporan lebih mudah diserap. Penggunaan Story Box memungkinkan penyaji laporan untuk menambahkan konteks naratif yang kaya. Hal ini sangat berguna untuk menjelaskan bagaimana tantangan dihadapi dan solusi diterapkan, menjadikannya lebih dari sekadar statistik belaka.