Senin, 1 Desember 2025, pegawai Pengadilan Agama Situbondo, Moh. Hilmi, mengikuti talkshow interaktif bersama KPA Kota Cirebon yang diselenggarakan secara daring. Kegiatan ini diikuti dari ruang kepaniteraan Pengadilan Agama Situbondo. Talkshow mengusung tema “Bersama Hadapi Perubahan, Jaga Keberlanjutan Layanan HIV” yang relevan dengan isu kesehatan masyarakat terkini. Acara tersebut tersiar melalui kanal YouTube PILARadio Channel sehingga dapat diakses luas oleh masyarakat. Hilmi mengikuti seluruh rangkaian kegiatan mulai dari sesi pembukaan hingga penutupan.

Narasumber utama dalam talkshow tersebut adalah Sofia Khalida Fatma, S.Psi., M.Psi., seorang Psikolog Klinis yang berpengalaman menangani berbagai isu psikologis remaja dan dewasa terkait kesehatan, termasuk HIV. Dalam pemaparannya, Sofia menekankan bahwa HIV bukan hanya persoalan medis, tetapi juga erat kaitannya dengan aspek psikologis dan sosial. Ia menjelaskan bahwa perubahan situasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan, sering memengaruhi konsistensi seseorang dalam menjalani pengobatan dan kontrol kesehatan. Oleh karena itu, layanan HIV harus dirancang agar mampu beradaptasi dengan dinamika tersebut. “Kita perlu memastikan layanan tetap hadir dan mudah dijangkau, meski perubahan terus terjadi,” tegas Sofia.

Materi yang disampaikan juga mengulas bagaimana dukungan psikologis dapat membantu orang dengan HIV mempertahankan kepatuhan terhadap terapi dan menjaga kualitas hidup. Sofia menerangkan bahwa perasaan cemas, takut, dan stigma sering membuat pasien enggan datang ke fasilitas kesehatan atau membuka statusnya kepada orang terdekat. Dalam situasi seperti ini, peran konseling dan pendampingan psikologis menjadi sangat krusial. Ia mengajak peserta untuk lebih peka terhadap tanda-tanda kelelahan mental yang mungkin dialami orang dengan HIV. “Jangan hanya fokus pada hasil laboratorium, tetapi perhatikan juga bagaimana kondisi emosi dan pikirannya,” ujar Sofia menegaskan. Peserta talkshow diajak memahami bahwa kesehatan jiwa dan raga harus berjalan seimbang.
Talkshow berlangsung secara interaktif, di mana peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan pengalaman lapangan melalui kolom komentar maupun sesi diskusi langsung. Beberapa peserta menanyakan cara terbaik memberikan dukungan kepada keluarga atau teman yang baru terdiagnosis HIV tanpa menyinggung perasaan mereka. Sofia menjelaskan bahwa empati, kerahasiaan, dan komunikasi yang tidak menghakimi adalah kunci mendampingi dengan tepat. Ia mencontohkan bentuk kalimat dukungan yang menenangkan dan tidak menambah beban psikologis. “Hindari kalimat yang menyalahkan, dan gantilah dengan ungkapan ‘saya di sini untuk mendampingi kamu’,” tutur Sofia. Suasana talkshow terasa hangat karena narasumber menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami.