Ketua PTA Surabaya Beri Pembinaan “Tenis Yudisial” di Ponorogo
Ponorogo – Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Surabaya Dr. H. Zulkarnain, S.H., M.H. memberikan pembinaan unik bertajuk Tenis Yudisial kepada para pimpinan Pengadilan Agama se-Koordinator Wilayah Madiun pada Selasa, 15 Juli 2025. Bertempat di lapangan tenis PELTI Ponorogo, kegiatan ini digelar menjelang penandatanganan nota kesepahaman antara PTA Surabaya dengan UIN Kiai Ageng Muhammad Besari (UIN Ponorogo). Dalam sambutannya, Ketua PTA menekankan pentingnya menjaga kekompakan dan kesehatan fisik para aparatur peradilan. "Tenis yudisial ini bukan sekadar olahraga, tapi ajang mempererat ukhuwah dan komunikasi antar pimpinan peradilan," ujarnya.
Dalam sesi pembinaan tersebut, Ketua PTA memperkenalkan istilah tenis yudisial yang kerap disalahartikan dengan kegiatan teknis yudisial. Ia menegaskan bahwa tenis yudisial adalah kegiatan olahraga khas warga peradilan, bukan bagian dari tugas pokok dan fungsi lembaga. "Jangan campur adukkan, ini murni pembinaan fisik dan mental dalam bingkai kekeluargaan," katanya kepada para peserta. Para pimpinan diminta memanfaatkan kegiatan ini untuk menjalin kebersamaan dalam suasana santai namun tetap profesional.
Menariknya, Ketua PTA Surabaya yang turun langsung ke lapangan, berpasangan dengan Sekretaris PTA, Dr. Naffi, menunjukkan performa solid dalam laga ekshibisi. Mereka berhasil menumbangkan pasangan ganda Ketua dan Wakil Ketua PA Ponorogo dalam pertandingan dua set langsung. Riuh tepuk tangan peserta mewarnai jalannya pertandingan yang berlangsung seru namun penuh keakraban itu. "Pak Ketua ternyata tidak hanya andal di ruang sidang, tapi juga di lapangan," celetuk salah satu peserta sambil tersenyum.
Di pertandingan selanjutnya, pasangan Ketua PTA dan Sekretaris PTA kembali menunjukkan dominasinya. Kali ini mereka mengalahkan pasangan ganda Ketua Korwil Madiun, Dr. Rasyid Muzhar, yang berpasangan dengan Panitera PA Ponorogo, Widodo Suparjiyanto. Meski pertandingan bersifat santai, ketegangan dan semangat juang tetap terasa di setiap pukulan. Kegiatan ini diharapkan menjadi agenda rutin pembinaan mental dan fisik yang menyatu dengan semangat yudisial warga peradilan agama Jawa Timur. [Ibnu AR]