Pengadilan Agama (PA) Lumajang mengikuti Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) mengenai Ilmu Jurnalistik yang diprakarsai oleh PA Kota Kediri bersama Harian Jawa Pos Surabaya. Acara yang bertajuk Teknik Jitu Menulis Berita di Pengadilan ini diikuti oleh Panitera H. Khadimul Huda, S.H., M.H., Sekretaris Achmad Chozin, S.H., kasubbag PTIP Rozy Alifian Mukhtar, S.H., M.Kn, beserta Tim Medsos ‘SAE Media’ PA Lumajang. Berlangsung pada Rabu, 11 September 2024, diklat diikuti secara daring melalui aplikasi Zoom serta disiarkan melalui Live Streaming YouTube di Ruang Media Center PA Lumajang. Selain PA Lumajang, seluruh pengadilan agama di wilayah Jawa Timur juga turut menjadi peserta dari DDTK ini.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Mahkamah Agung serta pembacaan doa, acara dibuka oleh Ketua PA Kediri Dr. Muh. Nasikhin, S.H.I., M.H. Dalam sambutan dan keynote speech-nya, beliau menyatakan pentingnya berita pengadilan sebagai penyedia informasi hukum serta layanan bagi masyarakat pencari keadilan. Seringkali, berita tersebut hanya mengandalkan kualitas tanpa diiringi dengan kualitas yang sesuai. Oleh karena itu, Bapak Nasikhin mengapresiasi Harian Jawa Pos Surabaya atas kesediaan memberi ilmu jurnalistik ini. “Kami harap dengan diklat dari Jawa Pos ini dapat meningkatkan kualitas SDM serta efektivitas berita dari PA Kota Kediri,” ujarnya.
Wakil Ketua PA Kota Kediri Dr. Hermin Sriwulan, S.H.I., S.H., M.H.I sebagai moderator membuka sesi utama acara diklat, yakni pemberian materi. Beliau menjelaskan tentang informasi yang harus disampaikan menurut UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), seperti informasi tentang instansi, kegiatan atau kinerja, laporan keuangan, dan sebagainya. “Penting untuk menyampaikan informasi lewat berita yang menarik, tegas, lugas, dan memantik rasa penasaran, agar dapat diterima masyarakat,” tegasnya. Selanjutnya, Ibu Hermin memberikan perkenalan profil singkat narasumber hari ini, yakni Redaktur Jawa Pos Surabaya Juneka Subaihul Mufid, yang telah meliput di dalam maupun luar negeri, seperti Sidang Umum PBB 2017 dan pertemuan G20 Buenos Aires 2018.
Memasuki puncak acara, Bapak Juneka memberikan materi berjudul Meracik Kata, Meramu Berita. Menulis, baginya seperti sedang menata pikiran, lewat merangkai kata-kata. Semakin bagus tulisan, semakin logis dan tertata pikiran seseorang. Selanjutnya beliau memaparkan materi yang akan dibahas, yakni Berita dan ‘Rukun Iman’, Bahasa Jurnalistik, Judul, Lead, Kutipan, dan Penutup. Menurut Juneka, menulis berita berarti menuangkan peristiwa yang dilihat dalam tulisan, ada interpretasi sesuai pemahaman penulis serta seleksi atau framing dari penulis mengenai hal yang menarik atau tidak. Sedangkan Rukun Iman atau news value diantaranya adalah Penting, Aktual/Hangat, Kedekatan (lokasi maupun secara emosional), Ketokohan (pengaruh dari seorang tokoh), Magnitude (seberapa besar pengaruh sebuah peristiwa), Unik Menggelitik, dan Human Interest. Digunakan skala dengan aspek dari Rukun Iman ini sebagai acuan penulisan berita.
Bapak Juneka menyambung penjelasan mengenai berbagai bentuk berita, seperti Straight News (berita langsung, hard news dan soft news), Features (latar belakang, behind the scenes), dan Analysis (Editorial, Essay, Opinion). Untuk Bahasa Jurnalistik, dapat ditulis dengan sederhana, menarik, populis (kekinian), menggunakan diksi yang sesuai, serta menjelaskan istilah teknis yang tidak umum diketahui. Pada ragam bahasa, yang dipakai untuk Jurnalistik berciri-ciri kalimatnya pendek, berdiksi populer, dan mempunyai ejaan kreatif. “Jika kita dibandingkan, bahasa jurnalistik ini lebih dekat pada sastra yang lebih luwes daripada bahasa ilmiah atau hukum yang lebih baku dan kaku,” pungkasnya, “dengan tujuan agar lebih mudah dipahami masyarakat awam.”
Adapun untuk penulisan judul, terdapat beberapa poin, seperti maksimal delapan kata, menggunakan kata berima, berformat ‘siapa’ melakukan ‘apa’, dan sebagainya. Materi selanjutnya, lead, merupakan paragraf pembuka yang bertujuan menarik minat pembaca secara singkat. Pada aspek Kutipan, penting untuk menulis cerminan dari figur yang bersangkutan, serta mengusahakan untuk menghindari kutipan berupa data yang tidak banyak memberi informasi baru. Terakhir, penutup terdiri dari beberapa teknik seperti callback, menggantung, dan lain-lain, yang pada straight news dapat diabaikan.
Setelah pemaparan materi, dibuka sesi tanya jawab oleh moderator. Peserta diklat sangat antusias menanyakan kendala yang dihadapi, materi yang kurang jelas atau kurang sesuai dengan kondisi lapangan, serta tips dan trik dalam penulisan berita. Materi ilmu kepenulisan sangat berguna terutama bagi tim media sosial pengadilan, karena masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi hukum yang mudah diakses dan dicerna.