pta-surabaya.go.id - Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Surabaya menggelar sosialisasi Kriteria Penilaian Lomba Agen Perubahan Terbaik pada Kamis, 20 Februari 2025, pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat PTA Surabaya dan dihadiri oleh berbagai pihak yang terlibat dalam program perubahan di lingkungan peradilan agama di Jawa Timur.

Kegiatan ini dipimpin oleh Nurman Saputra, S.H., M.M., M.H., selaku Kasubag Keuangan dan Pelaporan PTA Surabaya. Dalam acara tersebut, peserta mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai kriteria penilaian lomba yang akan diterapkan dalam kompetisi Agen Perubahan Terbaik tahun 2025.

Sosialisasi diawali dengan sambutan dari Ketua Forum Agen Perubahan Peradilan Indonesia (FAPPI), Benny Hardianto, SH, yang menegaskan pentingnya peran agen perubahan dalam meningkatkan kualitas layanan di lingkungan peradilan agama. Beliau juga menyoroti bagaimana kompetisi ini dapat menjadi ajang apresiasi bagi satuan kerja yang telah melakukan inovasi dan perbaikan dalam sistem peradilan.

Baca juga: Terpilihnya Agen Perubahan! PTA Surabaya Siap Menuju WBBM

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan penyampaian motivasi dari pemenang Lomba Agen Perubahan Terbaik dalam PTA Awards 2024. Dalam kesempatan ini, perwakilan dari satuan kerja Pengadilan Agama (PA) Situbondo berbagi pengalaman dan strategi mereka dalam menerapkan perubahan yang berdampak positif bagi pelayanan publik di instansi mereka.

Nurman Saputra, dalam pemaparannya mengenai kriteria penilaian lomba, menjelaskan berbagai aspek yang akan dinilai, termasuk inovasi yang diterapkan, dampak perubahan yang dihasilkan, serta keterlibatan pegawai dalam mendukung transformasi institusi. Ia juga menambahkan bahwa dalam ajang tahun ini, pihaknya akan berupaya untuk menghadirkan lebih dari satu nominasi dalam kategori Agen Perubahan Terbaik.

“Kami usahakan untuk kategori agen perubahan ada lebih dari satu nominasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi satuan kerja yang telah berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif,” ujar Nurman.

Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi terbuka, di mana peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan serta berbagi pengalaman mereka terkait implementasi perubahan di lingkungan kerja masing-masing. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para peserta dapat lebih memahami kriteria yang diterapkan dalam lomba serta termotivasi untuk terus berinovasi demi peningkatan kualitas layanan peradilan agama di Indonesia.