Mahasiswa PPL UIN Satu Tulungagung Mengenal Lebih Dekat Inovasi Layanan Peradilan “Dupatari"
Mahasiswa PPL UIN Satu Tulungagung Mengenal Lebih Dekat Inovasi Layanan Peradilan “Dupatari"
Tanggal Rilis Berita : 03 Oktober 2025, Pukul 15:29 WIB, Telah dilihat 0 Kali
Satuan Kerja : Pengadilan Agama Kabupaten Malang

Malang, 03 Oktober 2025. Mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) dari UIN Satu Tulungagung melakukan kunjungan pembelajaran di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat inovasi layanan publik yang telah dikembangkan pengadilan, salah satunya program Dupatari (Dukcapil - Pengadilan Agama Tanpa Ribet). Layanan tersebut merupakan hasil kerjasama antara PA Kab. Malang dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Malang. Program ini menjadi salah satu wujud nyata inovasi peradilan dalam mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

image host

Mahasiswa PPL mendapatkan penjelasan menyeluruh mengenai mekanisme Dupatari yang menghubungkan putusan perceraian dengan perubahan data kependudukan. Melalui layanan ini, masyarakat dapat langsung mengurus pembaharuan KTP maupun Kartu Keluarga tanpa harus datang terpisah ke Disdukcapil. Proses integrasi ini dinilai efektif karena mampu menghemat waktu dan biaya bagi para pihak yang berperkara. Inovasi tersebut juga selaras dengan prinsip peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Dosen pamong mahasiswa PPL - Drs. H. Muhammad Khairul, M.Hum., menyampaikan pandangannya terkait kegiatan ini. Beliau menilai bahwa pengenalan terhadap inovasi layanan seperti Dupatari sangat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya dalam mengaitkan teori akademik dengan praktik lapangan. “Mahasiswa perlu mengetahui bagaimana lembaga peradilan beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat melalui layanan berbasis kolaborasi” ujar beliau. Hal ini akan memperluas cakrawala berpikir mahasiswa dalam bidang hukum dan pelayanan publik.

image host

Lebih lanjut, Drs. H. Muhammad Khairul berharap pengalaman yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan ini dapat menjadi bekal berharga di masa depan. Beliau menegaskan pentingnya kesiapan generasi muda dalam menghadapi tantangan birokrasi yang semakin menuntut inovasi. Dengan memahami inovasi layanan peradilan berupa Dupatari, mahasiswa diharapkan mampu menumbuhkan semangat berkontribusi dalam menghadirkan pelayanan publik yang lebih efektif. Pada akhirnya, kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga bentuk penguatan sinergi antara dunia akademik dan praktik peradilan.