Pegawai Pengadilan Agama Situbondo, Linda Olivia Purnomo, A.Md., mengikuti Sharing Session: Silent Killer di Balik Meja Kerja ASN pada Selasa, 4 November 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dan diikuti oleh Linda dari ruang kerjanya. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ASN tentang bahaya penyakit tidak menular, khususnya penyakit jantung yang sering disebut silent killer. Narasumber kegiatan ini adalah Dr. Intan Komalasari, seorang dokter spesialis yang berpengalaman dalam bidang kesehatan kerja. Linda mengikuti kegiatan ini dengan penuh perhatian dan antusias. “Kesehatan adalah modal utama bagi kami dalam melayani masyarakat,” ujarnya.

Dalam paparannya, Dr. Intan menjelaskan bahwa penyakit jantung sering kali muncul tanpa gejala yang jelas, sehingga banyak penderita baru menyadarinya saat sudah parah. Ia menekankan bahwa stres emosional dan beban kerja tinggi menjadi faktor pemicu utama. “Stres yang tidak dikelola dengan baik bisa menjadi jalan bagi penyakit jantung menyerang,” tegasnya. Penyakit ini disebut silent killer karena dapat terjadi secara tiba-tiba, bahkan pada usia produktif. Menurutnya, ASN dengan rutinitas tinggi di depan komputer perlu lebih waspada terhadap risiko tersebut. Kedisiplinan dalam menjaga pola hidup menjadi kunci pencegahan.

Materi yang disampaikan menyoroti berbagai kategori penyebab stres yang berhubungan dengan penyakit jantung. Di antaranya adalah stres emosional, stres pekerjaan, kurang dukungan sosial, dan gangguan tidur akibat tekanan kerja. “Kurangnya waktu istirahat dan tekanan pekerjaan dapat meningkatkan risiko jantung koroner hingga 50 persen,” jelas Dr. Intan. Ia juga menyebutkan bahwa hormon stres kronis dapat merusak sistem metabolik tubuh. Pemaparan ini membuat peserta semakin sadar pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan. Linda mengakui bahwa informasi tersebut sangat relevan dengan kondisi ASN yang sering menghadapi tekanan kerja tinggi.
Selain itu, Dr. Intan menjelaskan bahwa perubahan perilaku akibat stres seperti makan berlebihan, merokok, dan kurang aktivitas fisik juga memperburuk kondisi jantung. “Ketika stres, tubuh cenderung mencari pelarian melalui kebiasaan tidak sehat,” katanya. Pola ini dapat memicu obesitas, diabetes, dan hipertensi yang memperbesar risiko penyakit jantung. Ia menegaskan pentingnya menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, serta mengatur waktu istirahat dengan baik. ASN diimbau untuk tidak menyepelekan tanda-tanda awal seperti nyeri dada atau sesak napas. Menurutnya, deteksi dini adalah langkah paling efektif untuk mencegah serangan jantung mendadak.