Pacitan, 21 Februari 2024. Pengadilan Agama Pacitan terus beraksi dan berinovasi untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat pencari keadilan. Setelah menerima anggaran sarana dan prasarana disabilitas pada tahun anggaran 2023 lalu, PA Pacitan menindaklanjutinya dengan menguji kesiapan penggunaan dan pemanfaatan layanan disabilitas tersebut. Kesiapan tersebut tidak hanya dilihat dari fisik fasilitas melainkan juga sumberdaya manusia pemberi layanan. Oleh karena itu, pada hari Rabu, 21 Februari 2024 PA Pacitan berkesempatan mengadakan kegiatan Service Excellent Training dengan tagline "Menuju Pengadilan Agama Pacitan yang Inklusif".
Kegiatan ini dilaksanakan di kantor PA Pacitan mulai pukul 13.00 s.d. selesai dan diikuti oleh seluruh aparatur terutama yang berkaitan langsung dengan para pencari keadilan. Aparatur-aparatur yang berkaitan langsung tersebut antara lain adalah satpam/security, duta layanan dan petugas PTSP sebagai garda terdepan layanan. Bersamaan dengan pelatihan untuk memberikan layanan yang terbaik bagi penyandang disabilitas, PA Pacitan juga mengundang narasumber untuk memberikan materi pelayanan terbaik bagi masyarakat pengguna layanan pada umumnya. Oleh karena itu, PA Pacitan mengundang narasumber dari Roopa Beauty, Bank Rakyat Indonesia Cabang Pacitan dan SLB YKK Pacitan.
Kegiatan dimulai dengan beauty class oleh Roopa Beauty yang bertujuan untuk memberikan pelatihan mempercantik diri dengan menggunakan makeup terutama bagi petugas PTSP PA Pacitan yang wanita. Hal ini dilakukan agar petugas PTSP berpenampilan menarik dan mencerimkan pelayanan PA Pacitan yang prima. Selanjutnya, tidak kalah penting, pelatihan dilanjutkan dengan materi dari BRI Pacitan yaitu mengenai bagaiamana menerima pengguna layanan dari pintu masuk hingga ke meja layanan, dan selesai berurusan. Ternyata, banyak sekali hal yang perlu diperhatikan oleh petugas layanan baik dari penampilan, gestur, tutur kata, kebijakan menghadapi beraram pelanggan yang mana semua ada tata caranya. Dari materi ini, PA Pacitan banyak berintrospeksi diri dan mengakui bahwa masih banyak kekurangan. Untuk mendapatkan kepuasan para pencari keadilan, perlu diatur standar pelayanan yang lebih baik lagi.
Terakhir, sebagai acara inti, PA Pacitan menghadirkan narasumber dari SLB YKK Pacitan dan seorang penyandang tunanetra untuk memberikan kami pengetahuan lebih baik lagi mengenai penyandang disabilitas dan hal apa saja yang diperlukan dalam memperolah layanan. Dari materi yang disampaikan, kami menjadi lebih paham dan memberikan kami informasi untuk memberikan fasilitas maupun kesiapan petugas yang optimal. PA Pacitan juga berkesempatan untuk menguji sarana dan prasarana disabilitas yang ada di PA Pacitan seperti buku informasi peradilan dalam huruf braille dan guiding block yang sudah kami lengkapi dari pintu masuk menuju resepsionis maupun PTSP, hingga ruang sidang. "Saya merasa nyaman disini karena bentuk guiding block yang ada dapat dirasakan dan alurnya sudah mempermudah saya untuk paham ini arahnya kemana," ungkap Mbak Ema, narasumber penyandang disabilitas yang PA Pacitan undang. Kami juga diberikan beberapa alat tambahan untuk melengkapi fasilitas yang ada. Dengan demikian, PA Pacitan sudah menguji coba dan mendapatkan feedback yang baik mengenai sarana dan prasarana bagi penyandang disabilitas yang dimiliki. Semoga ini dapat menjadi langkah awal bagi PA Pacitan untuk menjadi pengadilan yang ramah kaum disabilitas dan inklusif memberikan pelayanan bagi siapa saja.