img-logo img-logo
Kultum Pagi PTA Surabaya: Tiga Poin Utama Untuk Menjaga Hati dan Ilmu
Kultum Pagi PTA Surabaya: Tiga Poin Utama Untuk Menjaga Hati dan Ilmu
Tanggal Rilis Berita : 28 Juli 2025, Pukul 03:45 WIB, Telah dilihat 100 Kali

Senin, 28 Juli 2025, Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Surabaya menggelar kegiatan kultum yang rutin diselenggarakan seusai apel pagi. Acara ini dilaksanakan di Aula K.H. Abdullah Shiddiq PTA Surabaya dan dihadiri oleh seluruh hakim tinggi, pegawai serta pejabat struktural dan fungsional. Kultum pagi kali ini disampaikan oleh Hakim Tinggi PTA Surabaya, Dr. Drs. Supadi, M.H., yang menyampaikan materi bertema introspeksi diri dalam menjaga kebermanfaatan ilmu, ketenangan jiwa, dan kemurnian doa.

image host

Dalam pembukaan ceramahnya, Dr. Supadi menekankan pentingnya berlindung kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat. Ia menjelaskan bahwa ilmu atau pengalaman yang dimiliki seseorang adalah kekuatan yang sejatinya harus digunakan untuk melindungi dan membantu mereka yang lemah. “Ilmu yang tidak diamalkan, sejatinya sama saja dengan ilmu yang tidak bermanfaat,” ujarnya dengan penuh penekanan.

Pemateri juga mengangkat persoalan hati yang tidak pernah merasa puas, yang disebutnya sebagai sifat dasar manusia. “Jiwa yang tidak puas akan selalu menginginkan segala sesuatu tanpa batas. Jika kita terus berhadapan dengan dunia, maka tidak akan pernah ada kata cukup,” tutur Dr. Supadi. Hal ini, menurutnya, bisa menggerus kebersihan hati dan membawa pada sifat tamak yang berbahaya.

Baca juga: PTA Surabaya Gelar Kultum, Pembinaan, serta Rapat Panitia HUT RI, Peradilan Agama, dan MA RI Tahun 2025

Untuk mengatasi kondisi jiwa yang tidak puas tersebut, Dr. Supadi menekankan pentingnya bersyukur. Bersyukur adalah salah satu cara terbaik untuk menenangkan hati dan membatasi nafsu yang tidak berkesudahan. “Syukur adalah rem jiwa. Tanpa syukur, kita akan terus mengejar dunia tanpa akhir,” lanjutnya.

Poin ketiga yang disampaikan dalam kultum adalah tentang doa yang tidak dikabulkan. Dr. Supadi menyampaikan bahwa salah satu penyebab utama doa tidak dikabulkan bisa jadi karena kurangnya perhatian kita terhadap zakat. Ia menegaskan bahwa keberkahan rezeki sangat berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama, khususnya dalam bentuk menunaikan zakat.

image host

“Sering kali kita merasa doa kita belum dikabulkan, padahal bisa jadi karena kita belum menunaikan kewajiban zakat dengan baik. Membersihkan harta dengan zakat membuka pintu-pintu keberkahan, termasuk terkabulnya doa,” tutur beliau menutup kultum.

Para pegawai PTA Surabaya terlihat antusias dan termotivasi oleh materi yang disampaikan, yang dinilai relevan dan menyentuh aspek spiritual serta kehidupan sehari-hari. Diharapkan, nilai-nilai yang disampaikan dapat terus diamalkan dalam keseharian seluruh insan peradilan di lingkungan PTA Surabaya.

Belum ada komentar, jadilah yang pertama Komentar !