Kediri, 30 April 2025 - Udara pagi di halaman depan Pengadilan Agama Kota Kediri terasa berbeda. Di bawah langit biru yang bersahaja, seluruh aparatur berkumpul dalam satu semangat kebersamaan. Acara dibuka dengan khidmat oleh Ketua PA Kota Kediri, Ibu Wakhidah, S.H., S.H.I., M.H., yang menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan jasmani dan rohani dalam menjalankan tugas. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian lembaga terhadap keseimbangan hidup pegawai. Kesehatan bukan hanya fisik, tetapi juga kesadaran napas yang teratur dan terkendali.
Dalam suasana penuh ketenangan, Bapak Drs. Akhmad Muntafa, M.H., Hakim PA Kota Kediri, tampil sebagai pembicara utama. Beliau menyampaikan materi mengenai teknik pernapasan perut yang sederhana namun memiliki manfaat luar biasa. Teknik ini mengedepankan kesadaran penuh terhadap setiap hembusan dan tarikan napas yang mengalir dalam tubuh. "Melalui pernapasan yang tenang dan seimbang, kita belajar untuk hadir sepenuhnya—bukan hanya di ruang kerja, tapi juga dalam hidup sehari-hari," ujar beliau dengan nada lembut namun penuh makna. Dalam paparannya, ia memperkenalkan konsep segitiga sama sisi sebagai fondasi pola napas yang seimbang.
Sosialisasi ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan membumi. Seluruh pegawai diajak langsung mempraktikkan teknik pernapasan tersebut dengan bimbingan langsung dari pemateri. Nafas ditarik perlahan, ditahan sejenak, dan dihembuskan dalam irama yang tenang dan serasi. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dalam suasana hening, menyatu dengan aliran udara dan kesadaran diri. Wajah-wajah yang awalnya tegang pun perlahan berubah menjadi lebih rileks dan tenang.
Teknik pernapasan ini, meski tampak sederhana, namun membawa dampak yang besar dalam menenangkan pikiran dan menyeimbangkan energi. Sosialisasi ini menjadi momen reflektif di tengah kesibukan tugas dan tanggung jawab yang menumpuk. Kegiatan ini juga mempererat kebersamaan antar pegawai melalui pengalaman yang sama: menyelami keheningan untuk menemukan kembali keseimbangan batin. Dalam napas yang selaras, lahir kekuatan baru untuk kembali menjalankan amanah dengan penuh dedikasi. Kesadaran bernapas menjadi jembatan menuju pelayanan yang lebih manusiawi dan penuh empati.
Penutup kegiatan ini diwarnai dengan semangat dan antusiasme para pegawai yang merasakan manfaat dari teknik yang disampaikan. Beberapa bahkan mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan teknik ini sebagai rutinitas sebelum memulai aktivitas kerja. Kehadiran sosialisasi seperti ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap kesehatan mental dan fisik adalah langkah strategis bagi lembaga. Pengadilan Agama Kota Kediri membuktikan bahwa harmoni dalam bekerja juga lahir dari harmoni dalam diri. Dan dari satu tarikan napas yang disadari, semangat untuk melayani kembali berpendar dengan terang.