img-logo img-logo
PTA Surabaya Ikuti Bimtek Mediator: Kupas Strategi Psikologi ‘Beyond the Words’ untuk Resolusi Konflik
PTA Surabaya Ikuti Bimtek Mediator: Kupas Strategi Psikologi ‘Beyond the Words’ untuk Resolusi Konflik
Tanggal Rilis Berita : 03 Oktober 2025, Pukul 14:47 WIB, Telah dilihat 111 Kali

pta-surabaya.go.id - Pada Jumat, 3 Oktober 2025, Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Surabaya mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kompetensi Mediator di lingkungan peradilan agama secara daring. Acara tersebut digelar dari Aula K.H. Abdullah Shiddiq PTA Surabaya dengan mengusung tema “Beyond the Words: Strategi Psikologi untuk Resolusi Konflik”.

Bimtek ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas mediator dalam menangani perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya dalam membantu para pihak mencapai penyelesaian sengketa melalui jalur damai. Peserta dari berbagai satuan kerja pengadilan agama mengikuti kegiatan dengan antusias, baik secara daring maupun terhubung dari lokasi masing-masing.

image host

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama (Dirjen Badilag), Drs. H. Muchlis, S.H., M.H., menegaskan pentingnya peran mediasi. “Mediasi memiliki peran yang sangat sentral, kita tidak hanya mengadili perkara tapi juga mencari jalan damai bagi para pihak yang bersengketa. Namun mediasi bukan sekedar prosedur yang diatur dalam undang-undang, mediasi adalah ruang dialog, sebuah proses pemulihan, dan sebuah seni untuk membangun kembali jembatan yang runtuh,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa kegiatan Bimtek ini bukanlah sekadar acara formalitas. “Kegiatan ini bukan hanya seremonial belaka, ini adalah investasi masa depan untuk peradilan kita. Sesungguhnya penyelesaian perceraian oleh mediasi adalah makna keberhasilan, sedangkan ketidakberhasilan mediasi merupakan tugas kita memberikan keadilan yang seadil-adilnya. Mari kita mengambil peran aktif dalam mengikuti acara ini,” tegasnya.

Baca juga: PTA Surabaya Gelar Bimtek Kaum Rentan dengan Materi Pendekatan Psikologis dan Komunikatif Terhadap Kaum Rentan di Lingkungan Peradilan Agama

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi utama dari narasumber, Cuk Dimas Sunandar, M.Psi., Psikolog. Ia menyoroti pentingnya kemampuan mediator dalam menggali emosi dan kebutuhan para pihak di balik konflik yang mereka alami. “Di balik kata-kata keras para pihak, ada emosi dan kebutuhan yang perlu didengar. Mediator yang mampu memahami ‘beyond the words’ dapat membuka jalan menuju resolusi damai,” ungkapnya.

Menurut Cuk Dimas, seorang mediator tidak hanya berfokus pada substansi permasalahan hukum, tetapi juga harus peka terhadap aspek psikologis yang sering kali menjadi akar permasalahan. Dengan pemahaman tersebut, mediator dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif sehingga proses mediasi tidak terjebak pada kebuntuan.

Kegiatan Bimtek ini diapresiasi oleh peserta karena memberikan perspektif baru mengenai pendekatan psikologi dalam mediasi. Mereka menilai, pendekatan beyond the words dapat menjadi strategi yang relevan dan aplikatif dalam menghadapi dinamika persidangan di lingkungan peradilan agama yang kerap diwarnai dengan emosi tinggi.

image host

Melalui Bimtek ini, diharapkan seluruh mediator di lingkungan PTA Surabaya dan peradilan agama pada umumnya dapat semakin terampil dan berdaya guna dalam menjalankan fungsi mediasi. Dengan demikian, peradilan agama bukan hanya menjadi tempat mencari keadilan hukum, tetapi juga ruang untuk memulihkan hubungan sosial dan memberikan solusi damai bagi masyarakat.

Belum ada komentar, jadilah yang pertama Komentar !